Minggu, 28 September 2025

Aceh Tak Hanya Islam: Resensi Buku 1 Kota 5 Agama

 


Judul Buku: 1 Kota 5 Agama di Aceh
Penulis: Murizal Hamzah, Hasan Basri M. Nur, Agamna Azka
Penerbit: Bandar Publishing
Jumlah Halaman: xxiv + 124 hlm
Peresensi: Rifdah Nurantanzila

Pendahuluan

Selama ini, Aceh dikenal sebagai “Serambi Mekkah”, simbol kekuatan Islam di Indonesia, terutama sejak diterapkannya Syariat Islam secara resmi. Namun, bagaimana kehidupan pemeluk agama lain di tengah dominasi itu? Buku 1 Kota 5 Agama di Aceh hadir sebagai narasi alternatif untuk menjawab pertanyaan itu secara jujur dan empatik.

Buku ini tidak hanya mendekonstruksi stigma tentang Aceh sebagai wilayah eksklusif bagi umat Islam, tapi juga menghadirkan wajah Aceh yang lebih plural, terbuka, dan penuh dinamika toleransi sehari-hari.

Isi Buku

Buku ini menyajikan potret kehidupan lima agama yang hidup berdampingan di satu kota di Aceh. Meski tidak disebutkan secara eksplisit di awal kota mana yang dimaksud, kisah-kisah yang ditampilkan diambil dari pengalaman nyata para pemeluk Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, dan Buddha.

Struktur penulisan mengalir dari latar sejarah masing-masing komunitas, pengalaman hidup sebagai minoritas, hingga relasi sosial mereka dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, tempat kerja, bahkan saat merayakan hari besar keagamaan.

Setiap bab seolah membangun jembatan pemahaman antar-agama, tanpa harus menyamakan semuanya. Buku ini tidak menggurui, tapi lebih banyak membuka ruang untuk merenung dan berdialog.

Kelebihan Buku

Yang paling menonjol dari buku ini adalah keberhasilannya dalam membumikan narasi keberagaman dengan pendekatan yang hangat dan personal. Cerita-cerita yang diangkat terasa dekat dengan kehidupan masyarakat biasa, bukan dari sudut pandang elite atau tokoh agama saja.

Gaya bahasa yang digunakan juga ringan dan mudah dipahami, membuat buku ini cocok untuk dibaca oleh siapa pun pelajar, mahasiswa, guru, bahkan masyarakat umum yang tertarik pada isu keberagaman.

Bagi saya pribadi, buku ini sangat relevan karena menjawab pertanyaan-pertanyaan umum yang sering saya dapat sebagai orang Aceh, seperti: “Di Aceh ada gereja nggak sih?” atau “Kalau non-Muslim tinggal di Aceh, aman nggak?” Buku ini bisa jadi jawaban cerdas dan informatif untuk pertanyaan-pertanyaan semacam itu.

Kekurangan Buku

Meski isi buku menarik, ada beberapa bagian yang terasa terlalu “padat data”, terutama saat membahas sejarah atau perkembangan komunitas keagamaan secara rinci. Untuk pembaca yang lebih suka narasi ketimbang angka dan data sejarah, bagian ini mungkin akan terasa lambat.

Selain itu, buku ini bisa lebih kuat jika dilengkapi dengan dokumentasi visual (misalnya foto rumah ibadah atau kegiatan lintas agama), agar pembaca bisa melihat langsung bukti hidup dari narasi yang disampaikan.

Penutup

Secara keseluruhan, 1 Kota 5 Agama di Aceh adalah buku yang patut diapresiasi. Ia membuka mata pembaca tentang kenyataan bahwa toleransi tidak harus selalu muncul dalam bentuk slogan besar tapi bisa tumbuh dari interaksi sederhana sehari-hari antarwarga yang berbeda keyakinan.

Buku ini sangat layak dibaca oleh siapa saja yang ingin memahami sisi lain Aceh: para peneliti, mahasiswa, pembuat kebijakan, atau bahkan wisatawan yang tertarik menjelajahi Aceh secara sosial-budaya, bukan hanya geografis.

Melalui buku ini, kita diajak melihat bahwa keberagaman di Aceh bukan mitos tapi kenyataan yang hidup, meski kadang tersembunyi di balik dominasi narasi tunggal.

 

Aceh Tak Hanya Islam: Resensi Buku 1 Kota 5 Agama

  Judul Buku : 1 Kota 5 Agama di Aceh Penulis : Murizal Hamzah, Hasan Basri M. Nur, Agamna Azka Penerbit : Bandar Publishing Jumlah Halam...